Semenjak gue merasa jauh dan gue lebih milih jarang kontak, bisa dibilang hampir jarang banget kontak gue merasa bebas. Ya BEBAS!!! Entah gue merasa bebas karena apa :-@ Sebelumnya, gue merasa tertekan selama 2 tahun karna gue ga bisa ngatur waktu. Berawal dari pingin punya pacar sampai udah punya pacar gue jadi ga fokus belajar dan itu berlangsung sekitar 2 tahunan. Hmmm.. Setidaknya gue udah mulai bisa manfaatin waktu.
Selama gue jarang kontak dia. Gue sering manfaatin waktu luang gue untuk main dan bercanda sama teman dekat gue. Kadang bercandanya sampai kelewatan gitu, But who one cares? yang penting gue ga terlalu stress karena mikirin dia. Ketika gue stress berat karena gue mengalami tekanan mental yang benar-benar buat gue tertekan, yang bantu gue bangkit lagi dan yang selalu ada saat gue butuh seseorang cuma teman dekat gue (Karel, Fiani, Febrian, Ega, Gelly, Habib, dan yang lainnya). Gue bersyukur banget punya teman dekat seperti mereka. Gue ga tahu sebelumnya kalo Tuhan ngirim orang pilihan-Nya untuk semangati gue ketika gue drop soalnya pada awalnya, gue anggap mereka teman aja. Who knows Gods plan?
Disaat gue udah betah sama teman dekat gue (lebih dari teman dekat tetapi sahabat), tiba-tiba dia datang. Dia yang gue maksud adalah seseorang yang pernah jadi bagian hidup gue. Gue merasa agak aneh ketika gue kontakan sama dia lagi, gue jadi orang yang sensitif sama siapa pun. Jelas, gue belum pernah merasakan hati gue disakiti sama orang yang bukan saudara gue. Gue tahu kalau kejadian yang gue alami belum pernah dialami sama cewek lain. Seiring dengan waktu, gue udah mulai maafi , sabar dan ikhlasin semua kejadian yang pernah gue alami karena dia.
Seiring dengan waktu pula gue dekat lagi dengan dia. Gue merasa canggung ketika gue disampingnya, seperti awal gue kenal sama dia. Walaupun gue lagi disampingnya waktu itu, di dalam hati gue gue merasa lebih sakit dari sebelumnya. Gue tahu perasaan gue sebenarnya lebih sakit dari sebelumnya, tapi perasaan lain yang gue rasakan ternyata bukan cuma itu, gue nyaman di dekatnya. Jreng..Jreng.. Gue jadi bimbang, gue harus memilih dari dua pilihan yang ada : pertama, gue akan jauhi dia karena diri gue yang akan lebih tersiksa kalau gue ada di sampingnya terus atau kedua, gue akan dekat dan disampingnya demi rasa nyaman gue yang ada di dekatnya walaupun sebenarnya diri gue tersiksa.
Entah kenapa, gue malah milih pilihan yang kedua :-@. Jadi, gue dekat lagi sama dia. Setelah gue lebih dekat lagi, akhirnya gue dan dia jadi akrab seperti dulu ya walaupun rasanya aneh karena sebelumnya gue sama dia kan pernah jarang kontak. Lama-kelamaan gue dan dia kembali jadi satu lagi. Suatu waktu ketika gue ketemu dia, dia kelihatan seperti menyesal karena akrab lagi dengan gue. Hal ini dia tunjukkan waktu dia bilang "Are we fit? Irony" . Gue merasa menyesal, tetapi gue ga ungkapin rasa itu ke dia. Ya tentu saja gue merasa diejek, bagaimana tidak? Gue salah memilih pilihan yang seharusnya gue pilihan pertama.
Walaupun begitu, gue tetap sabar. Gue tahu kalau gue ga sepintar dia, ga segenius dia, ga bisa mikir secara logika tetapi dia lebih ga mikir, kenapa coba? Karena sikap cewek itu lebih ditentukan oleh hormon dan tentu saja, hormon itu yang membuat cewek lebih memilih lewat perasaan daripada logika! Tapi gue sebenarnya juga yang salah soalnya, kenapa gue ga milih pilihan pertama dari awal?!!
Gue ga tahu apa penyebabnya setiap gue dekat atau kontak sama dia gue bisa nyaman, bisa maafi dia secepat itu dan gue selalu tulus dan ikhlas sama dia :-@
Apa ini yang namanya cinta? Kalau Cinta, emang Cinta itu disimbolkan dengan selingkuh. Maksudku, aku ada untuk dia tapi dia selalu ada untuk orang lain. Terus.. Cinta itu apa sih? Cinta itu siapa sih? Gue harus peduli sama cinta gitu? Emang cinta bisa buat nem jadi 40,00? -_-
#Gue ga peduli