Kuis Radio Sialan
Pada tanggal 25 Desember 2012,
gue ngikuti kuis yang bertema memperingati tahun baru 2013 di salah satu
stasiun radio di Semarang. Gue ga terlalu yakin kalau gue bakal menangin
kuis itu. Tapi, pada malam tanggal 6 Januari 2013 ketika gue lagi belajar
di rumah, handphone gue berdering, bertanda ada telepon masuk. Gue segera jawab telepon tersebut. Sungguh ga terduga, gue memenangkan kuis pada
beberapa hari yang lalu. Salah satu penyiar di radio tersebut menyuruh gue untuk ngambil hadiah di stasiun radio tersebut.
Di pagi harinya, gue menceritakan
berita bahagia gue tersebut pada salah satu sahabat gue yang namanya Fiani Rosyadan.
Ketika gue lagi cerita di luar kelas pada Fifi, seorang teman gue bernama
Haidy datangi gue dengan muka terheran-heran. Dia tanya ke gue, “Apa gue yang ditelpon sama salah seorang penyiar radio PramborsFM tadi malam?”.
Tentu saja gue jawab, “Mmm.. Iya”. Ternyata Haidy, ga sengaja dengar obrolan gue sama seorang penyiar radio tadi malam yang di rekam secara
langsung oleh stasiun radio tersebut. Gue kira teman-teman gue ga ada yang dengerin, tapi ternyata
salah satu teman gue dengar.
Setelah bel sekolah berbunyi yang
artinya waktunya untuk pulang, gue bergegas mengajak teman-teman gue untuk nemani gue untuk ngambil hadiah di stasiun radio Prambors. Teman-teman gue yang
ikut diantaranya : Karel, Febrian, Sinta, Ega, Gelly, Habib, dan Fifi. Ketika
kami sampai di stasiun radio tersebut, gue dan Fifi masuk ke stasiun radio,
sedangkan sisanya hanya ingin nunggu diluar. Ketika kami berdua masuk, lalu
kami lihat seorang satpam dan seorang pegawai wanita di dalam stasiun radio
tersebut. Gue mengatakan pada seorang pegawai wanita tersebut kalau gue mau ngambil hadiah dari kuis yang gue menangin. Alangkah sedihnya setelah
pegawai tersebut jelasin kalau stasiun radio tersebut sedang ga on-air
dan cuma on-air pada hari Senin sampai Jumat. Gue baru sadar kalau hari itu
adalah hari Sabtu. Gue dan Fifi pun keluar dari stasiun radio tersebut dengan
sedih. Kami berdua pun lalu menceritakan pada teman-teman yang udah nunggu
lama di luar. Sinta pun ngajak kami semua untuk ngurangi kesedihan kami
dengan nyari warung untuk makan. Beruntung, tidak jauh dari stasiun radio
tersebut ada beberapa taman yang di tengah-tengah taman ada sebuah pohon
beringin besar yang di sekelilingnya banyak warung. Kami pun segera nyari
tempat yang nyaman untuk makan bersama-sama. Sebelum kami pesan makanan, kami ngumpulin uang kami per orang. Setelah cukup banyak uang yang terkumpulkan,
kami pun pesan beberapa macam makanan diantaranya : dua piring nasi gimbal,
sepiring nasi goreng, dua piring rujak, dan semangkuk sup buah yang ada
duriannya. Setelah kami habisin semua makanan yang kami pesan bersama dan
makan bersama-sama, kami pun berencana untuk pulang.
Beberapa hari setelah gagal untuk ngambil hadiah, gue berencana untuk ngambilnya lagi. Gue ngajak
teman-teman yang sebelumnya ikut, tetapi tidak semuanya ikut, hanya beberapa
anak diantaranya : Fifi, Karel, Febrian, dan Habib. Setelah pulang sekolah kami
pun segera bergegas untuk pergi ke stasiun radio PramborsFM. Kami pergi dengan
bersemangat dan yakin bahwa kegagalan untuk ngambil hadiah sebelumnya tidak
akan terulang lagi. Akan tetapi, nasib buruk menimpa kami lagi. Kali ini kami
tidak salah milih harinya tetapi, pegawai wanita sebelumnya mengatakan bahwa
jika akan ngambil hadiah harus bawa persyaratannya, yaitu Kartu Pelajar. Gue ga tahu bahwa untuk ngambil hadiahnya harus bawa persyaratan yang
ditentukan karena gue ga diberi tahu oleh penyiar radio yang nelpon gue. Gue pun gagal lagi untuk ngambil hadiah kuis gue. Gue bersama teman-teman gue yang
telah nemeni gue pun pulang dengan sedih untuk kedua kalinya.
Seminggu kemudian setelah gagal
untuk ngambil hadiah kuis kedua kalinya, Fifi ngajak gue untuk ngambil
hadiah kuis gue lagi. Gue pun sedikit bersemangat karena gue sadar kalau gue udah gagal dua kali untuk ngambil. Fifi pun ngajak Karel dan Febrian untuk nemani gue ngambil hadiah kuis. Ketika kami sampai, pegawai wanita sebelumnya
pun mengatakan bahwa harus bawa Kartu Keluarga. Gue pun bergegas pulang
bersama teman-teman dengan wajah sedih. Sebelum kami pulang, perut kami
keroncongan (artinya = lapar). Kami ngumpulin uang yang kami punya, tetapi
tidak cukup untuk beli makanan. Ketika kami sedang berjalan pulang, Febrian nunjuk ke salah satu tanaman di sebuah rumah berpagar pendek. Ia mengatakan
bahwa daun tanaman tersebut bisa dimakan. Kami pun makan daun tanaman tersebut.
Ketika kami sedang makan, Febrian nunjuk ke salah satu tanaman di sebelah
tanaman yang kami makan. Ia mengatakan lagi bahwa daun tanaman tersebut bisa
dimakan. Ketika kami sudah merasa kenyang makan daun-daun dari tanaman-tanaman
yang ditunjuk Febrian, kami pun berencana untuk pulang. Ketika baru beberapa
langkah dari rumah berpagar tadi, kami melihat penjual makanan keliling. Kami
pun segera menghampiri dan membeli makanan. Sebagian besar dari kami membeli
buah-buahan karena itulah yang paling murah, menyehatkan, dan cukup mengenyangkan.
Ketika membayar, masing-masing dari kami hanya mengeluarkan uang sebesar 1500an
padahal masing-masing membeli makanan yang cukup banyak. Setelah kami selesai
menghabiskan makanan, kami pun pulang dengan kekenyangan.
Sesampai dirumah, beberapa saat kemudian,
perut gue sangat sakit. Setelah gue menceritakan ke mama gue kalau perutku sakit,
ternyata gue sakit perut karena gue makan daun-daun tanaman sembarangan yang
seharusnya tidak dimakan. Uhhh.. Sebal.. Awal tahun 2013 ini, gue sudah
mengalami kesialan, diantaranya : gue gagal untuk ngambil hadiah kuis dan
sekarang gue menyerah, dan gue sakit perut karena makan daun dari
tanaman-tanaman yang seharusnya tidak dimakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar